pukul 02.00 am. dini hari, lagi-lagi dalam chatbox itu bermain antologi puisi. haha.. sepertinya kami semua satu frekuensi. keluarkan saja satu tema. Jadilah satu karya. haha.. kali ini dari 4 orang, bukan untuk bergalau ria, cuman sekedar menyalurkan bakat bermain kata.. lain kali kita buat tema yang “Bahagia” ya .. hahaha …
Rindu dan Kamu
aku terbangun, ada rindu yg menyapa sedini hari ini.
Yah. sepertinya.. rindu itulah yang menyentakku dari tidurku yang lelap tadi.
hmmm, memendam rindu sendirian itu rasanya sesuatu ya…
aku merasakan rindu yg berbeda, membuat nyeri di ulu hati
rindu ini tak semestinya hadir
Hey kamu! yang dirindukan..
katanya hati kita saling terikat, berada dalam satu frekuensi,
ketika rindu ini memukul tepat sasaran di hatiku.
Apakah getarannya sampai di hatimu?
Hey kamu! orang yang kurindukan.
aku ingin tidur nyenyak malam ini,
tanpa ada wajahmu, senyummu, dan tawamu,
Sepertinya malam ini aku menyerah, aku kalah,,, Rindu menang telak malam ini.
Aku tak bisa tertidur, sepertinya produksi hormon adrenalinku berlebih malam ini,
jantungku berdebar kencang tanpa sebab yang pasti.
sepertinya,karena aku merindukanmu…
mungkinkah kamu alasan dibalik setiap detak jantungku?
Seperti anak panah,
sungguh tepat sasaranmu, tepat di jantungku.
Wajar saja aku gelisah malam ini.
Dari jantung, seluruh darahku mengalir membawa segenggam rindu yang menyebar keseluruh tubuh.
Rindu menggerogoti tiap sel tubuhku, aku pasrah.
Rindu ini benar-benar meradang, tak berarah, dan tak hilang.
Selembar foto dan rekaman masa lalu tetap saja tidak dapat menyembuhkanku.
Semakin berusaha melupakanmu, semakin lancar sistem saraf otak bereaksi mengingat segala hal tentangmu
Sepertinya kamu lebih parah daripada berbagai racun.
apakah ada penawar penyakit ini?
Aku membutuhkannya! segera !
Jika nanti aku tak sadarkan diri karena jantungku berhenti berdetak,
tak perlu memakai alat terapi kejut dengan daya setrum tinggi untuk menyadarkanku.
Cukup dengan hadirmu saja, itu sudah mampu membuat jantungku kembali berdetak…
aku tak pernah merasakan ini dengan yang lain, ketika rindu ini menyiksaku, aku malah menikmatinya.
Karena penyebabnya adalah kamu. Meski hanya ada di pikiranku saja.
Maaf, jika otakku merekam setiap detil pertemuan denganmu. Sepertinya aku ingin menjadikan kepala ini sebagai proyektor, dan mataku adalah lensanya. Agar setiap saat aku bisa menayangkan semua memoriku tentangmu.
Atau, tak perlu lensa kamera supper canggih utk mengabadikan wajahmu saat kita bertemu, cukup lensa mataku yg merekamnya lalu menyimpannya di lubuk hati terdalam.
Otak sudah tak ingin lagi memikirkannya.
tapi hati terus saja meminta. ingin merasakan bahagia rupanya.
Yah.. Rindu ini menyiksa yang membahagiakan.
Terima kasih telah mengukir kenangan itu untukku.
kenangan yang mungkin tak pernah kamu ingat, tak pernah kamu pedulikan, tak ada arti untukmu.
Tapi, bagiku itu sangat berarti.
Esok bangunlah lebih pagi,
diantara kicau burung dan gemerisik daun,
ada rindu yang ku titipkan pada tetesan embun…..
Pingback: Re-born :D | Nur Al Marwah Asrul