Tersenyumlah, karena ada berkah dalam setiap senyuman.
Jum’at sore, saya sudah tiba di gedung Astra, bersama blogger dan perwakilan komunitas 3CM (Children Care Community) kami bersiap menuju Panti Jompo di Gowa. Ini kali pertama saya mengunjungi panti jompo. Kebanyakan dalam Ramadhan ini acara berbagi kepada panti asuhan. Beruntung juga dapat kesempatan ke Panti Jompo bersama Asuransi Astra selaku penyelenggara kegiatan.
Ba’da Asar, kami pun jalan. Tapi kemacetan kota Makassar membuat mobil kami berjalan layaknya siput. Perjalanan menuju Panti Jompo sedikit terhambat. Saya duduk tepat dibelakang orang yang menyetir mobil, pandangan saya layangkan keluar jendela, melihat-lihat mobil-mobil yang merangkak pelan, melihat-lihat pengendara yang asal jalan, melihat-lihat kehidupan orang-orang yang mencari nafkah di jalanan. Bosan melihat-lihat, saya pun mengajak berbicara kawan-kawan baru seperjalanan.
Pembicaraan yang menarik ini cukup mematikan waktu, kami membahas banyak hal, membahas tentang komunitas, tentang orangtua, tentang beragam geliat positif. Pembicaraan belum usai, dan kami pun tiba-tiba memasuki gerbang panti jompo.
“Eh gak terasa ya!” Algha, salah satu dari kami berceletuk. Acara sudah dimulai sedari tadi, kami terlambat hadir. Sebelum memasuki ruangan, saya berkeliling sekitar. Sejak memasuki gerbang tadi, saya melihat dua patung kakek-nenek berbaju warna kuning dan bersarung merah berdiri di pinggir jalan sebelum mencapai gedung aula. Mereka berbentuk seolah mempersilakan kami memasuki area panti jompo ini. Dan didepannya ada pesan singkat yang dalam : “Hormatilah Orang Tua Kita”.
Setelah foto-foto singkat, kami pun memasuki gedung aula tempat berlangsungnya acara. Aula penuh dengan seragam dua warna. Batik berwarna pink dikenakan oleh kakek-nenek penghuni panti jompo. Para kakek-nenek ini duduk terpisah laki dan perempuan di tengah aula. Cukup ramai, mereka memenuhi lebih dari setengah ruangan aula tersebut. Selain mereka, orang-orang yang jauh lebih muda ramai berdiri dan duduk mengelilingi kakek-nenek. Beberapa ada duduk diantara mereka, saling bercerita, saling merangkul, saling tertawa bahagia. Mereka mengenakan kaos santai biru navy, mereka penyelenggara kegiatan dari Asuransi Astra cabang Sulsel.
Saya pun duduk disisi kiri. Kami tiba disaat ceramah agama sudah dimulai. Salah seorang ustadz berdiri dihadapan kami, berceramah menggunakan bahasa campur-campur. Sedikit Indonesia, banyak bahasa Bugis, banyak bahasa Makassar. Kakek-nenek tampak menyimak ceramah penanti buka puasa ini. Beberapa nampak tertawa lepas ketika pak Ustadz bergurau dengan bahasa daerah. Seorang kakek yang duduk disamping saya tiba-tiba berbisik pada saya :
“Nak, tidak kudengarki, suruh dulu kasih besar suaranya” kakek itu berbicara sambil mendekatkan kepalanya dan dia pegang telinganya.
“Oh iya kek ya? Suaranya kecil ya kek ya?” saya memastikan, Pak Ustadz berbicara menggunakan mic yang terhubung dengan speaker besar mengelilingi ruangan. Kakek hanya menganguk manyun. Sebal tidak dapat menyimak ceramah dengan baik.
Seorang ibu depan saya tiba-tiba berbalik, “ Nak, pendengarannya dia sudah tidak bagus lagi. Kalau berbicara dengannya harus teriak tepat ditelinganya”. Saya tersenyum, kakek ini benar-benar sudah lansia.
Saya melempar pandangan menyapu ruangan. Melihat wajah-wajah keriput menenangkan dari para kakek-nenek. Tiba-tiba hati rasa terenyuh, memikirkan kondisi keluarga mereka. Apa mereka memiliki anak? Apa anaknya masih hormat kepada orangtuanya? Apa mereka memiliki cucu? Jika mereka berdoa, do’a apa yang dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa?
Mata saya tertuju pada seorang kakek bertopi biru yang diputar kebelakang. Ia duduk dengan gelisah, sesekali badannya maju-mundur, sesekali menengok kanan-kiri. Saya seperti terhanyut dalam gerak –gerik kakek bertopi itu. Tiba-tiba si kakek ini menggangu orang yang duduk di depannya. Ia menyentil telinga kakek itu, lalu diam seolah tidak melakukan apa-apa. Yang diganggu terganggu, ia berbalik mencari pelaku yang membuatnya kaget akibat pukulan kecil dengan jari telunjuk di telinganya. Mendengus, ia tidak mendapatkan tangan siapa yang usil itu. kembali berbalik, ia memilih diam dan menyaksikan bapak ustadz yang berceramah dengan semangat. Si kakek pelaku kejahilan itu langsung terkikik,tertawa tanpa suara sambil ia tutup mulutnya dengan kedua tangannya yang keriput. Saya ikut tertawa. Rasa haru menyaksikan kebahagiaan sederhana yang dihasilkan oleh kakek usil tersebut. Dalam hati saya meramal. Mungkin dimasa mudanya kakek ini termasuk orang yang menyenangkan.
Lima menit lagi menjelang adzan, para karyawan asuransi astra pun sudah siap membagikan es buah. Pak Ustadz memberi waktu sedikit. Kakek-nenek pun ribut berebut es buah. Saya turut serta membagikan es buah. Tiba-tiba seorang kakek mencolek saya, dan tangannya menunjukkan kalau dia juga menginginkan es buah. Tiba-tiba saya tergelak. Karena kakek ini menunjukkan sambil memperlihatkan esbuah yang sudah ada di tangan kirinya. “Mau dua yaa kek?” haha
Rasa bahagia menghabiskan waktu bersama kakek-nenek. Total kakek-nenek ini ada 97 orang, yang berasal dari beragam daerah di Nusantara. Ada dari Ambon, Kalimantan, Bekasi, Jawa, dan dari daerah lainnya. Saya bercakap dengan salah seorang ibu pengasuh kakek-nenek, Ibu Rosniah, “Saya di sini sejak 2012 nak, lamami toh? Itu kakek-nenek di sini, banyak yang tidakmi lagi punya keluarganya, ada tonji juga yang datang di sini dititip sama anaknya, ada malah yang tidak diakui mi lagi sama anaknya, kasian juga, tapi begitu kehidupan, banyak anak kalau sibukmi na lupami orang tuanya. “
Saya manggut-manggut sambil menghabiskan es buah. Dalam hati sedikit terenyuh sedih, dan berdo’a semoga kami semua tidak termasuk dalam orang-orang yang melupakan orang tuanya.
Berbukalah dengan yang manis kek 🙂
Panti ini bernama Panti Sosial Tresna Werdha “Gau Mabaji” yang dalam bahasa Makassar memiliki arti ”Perbuatan yang Baik”. Program ini adalah Unit Pelayanan Teknis ( UPT ) di lingkungan Departemen Sosial RI yang bertanggung jawab dibawah Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial sehari-hari secara fungsional dibina oleh Direktorat Pelayanan Sosial Lanjut Usia sesuai dengan bidang tugasnya. Ada sekira 97 kakek dan nenek tinggal di panti Jompo ini. Mereka yang datang akan diseleksi. Minimal berusia 60 tahun. Jumlah pengurus panti ada sekitar 50-an. Mereka membagi diri dan berkelompok mengasuh kakek-nenek.
Aktivitas mereka juga padat, Senin ada pemeriksaan dokter, Selasa ada bimbingan agama, Rabu ada bimbingan sosial, ada permainan kelompok, ada bimbingan keterampilan, ada bimbingan fisik, dan sebagainya.
#Berkahsenyum : Berbagi Keberkahan Melalui Senyuman.
Asuransi Astra tiap tahunnya mengadakan kegiatan kemanusiaan secara serentak se-nusantara. Tahun ini, tema berbagi Ramadhan 1438 H adalah #berkahsenyum. Kampanye ini dilaksanakan selama bulan Ramadhan yang melibatkan masyarakat Indonesia. Setiap peserta dapat turut serta dengan menggunggah foto senyum terbaik melalui akun Instagram dan memberikan caption semenarik mungkin disertai dengan hashtag #BerkahSenyum. Tidak lupa juga dengan tag akun resmi milik Asuransi Astra @Garda.oto. Dari jumlah foto yang terunggah, akan dikonversikan dengan paket bantuan yang diberikan pada kakek-nenek di Panti Sosial Tresna Werdha “Gau Mabaji”.
“banyak kegiatan sosial yang kami lakukan, tapi ini salah satu yang kami lakukan secara serentak di 23 kota Cabang Asuransi Astra. Kami harap dengan #berkahsenyum ini juga bisa memberikan kebahagiaan kepada semua orang termasuk kepada kakek-nenek di Panti ini.” Ujar Bapak Rangga, selaku pimpinan cabang Asuransi Astra Makassar.
Rasa syukur ikut serta bersama Asuransi Astra cabang Makassar. Pihak Asuransi Astra melaksanakan kegiatan yang menyenangkan ini dengan beragam agenda. Bermain seru-seruan bersama kakek-nenek, mendengarkan ceramah agama, buka puasa bersama, dan diakhiri dengan pemberian paket kepada kakek-nenek. Sejak awal kegiatan, hingga akhir kegiatan seluruh peserta dalam ruangan diwarnai dengan senyuman. Terima kasih Asuransi Astra, telah mengajak saya untuk tersenyum bersama.
Tersenyumlah, karena ada berkah dalam setiap senyuman.
Pingback: Mudahnya Transfer Pulsa Telkomsel, Perhatikan Syarat dan Ketentuannya