the capitol building yseali amerika indonesia asean

5 Hal yang Saya Lakukan dalam Program YSEALI di Amerika 17


“Semalam Ummi duduk santai sama ibu-ibu di kantin sekolah, ada yang bertanya, Nunu ngapain sih  ke Amerika? Ikut program di Amerika? atau apa? tapi Ummi gak bisa jelasin, ummi cuman bilang : tidak tahu, yang penting Nunu pergi karena hal yang baik. Haha” Ummi saya bercerita sambil tertawa. Saya pun menepuk jidat, sebelum pernyataan ini saya sudah menjelaskan berkali-kali tentang perjalanan singkat saya ke Amerika.

“Ummi, Nunu kan udah jelasin kemarin Mi”
“Iya, tapi susah menjelaskan lagi ke ibu-ibu lain”
“Jadi Ummi cuma bilang itu?”
Oh iyaa, Ummi juga bilang, Nunu kesana bukan karena narkoba dan dia mau ketemu Obama”

Saya tertawa, sekilas melihat jam tangan casio hitam, jarum jam menunjukkan bahwa sesaat lagi pukul 11.00 AM. Tiba-tiba teringat akan ada meeting jam 11.30 AM dan saya harus merapikan data sebelum bertemu supervisor. Bercerita lebih 30 menit bersama Ummi sudah meningkatkan mood pagi itu. Rasa senang mendengar suara tawa dan beragam cerita dari Ummi. Berterima kasihlah kepada aplikasi LINE yang memudahkan saya video call, ngobrol santai sambil melihat ekspresi tawa Ummi yang berada di belahan bumi lainnya, di kota Riyadh, Saudi Arabia.

Dan untuk menjawab pertanyaan dari ibu-ibu kawannya Ummi, berikut saya tuliskan 5 hal yang saya lakukan ketika berkesempatan mengikuti YSEALI, program di Amerika selama 6 pekan kemarin.

  1. Belajar dari Workshop dan Beragam Diskusi dalam Professional fellowship Program

Jalan-jalan ke Amerika ini bukan sekedar jalan-jalan. Tapi, ada program di Amerika yang saya ikuti.  Young South East Asian Leaders Initiative (YSEALI) Professional Fellowship Program (PFP) ini ditujukan kepada pemuda-pemudi berumur dari 25-35 tahun dari 10 Negara Asia Tenggara. Tujuan program ini untuk memberikan pengalaman bekerja selama 4 pekan baik di perusahaan, non-profit organization ataupun pemerintahan. Bukan sekedar melihat best practices American, tapi kita juga membangun jaringan dengan professional lainnya. Selain itu, kita juga mendapat kesempatan belajar tentang kepemimpinan, inovasi, komunikasi, impact economy, passion, funding, dan materi lainnya. Bahkan kami diberi akses Professional Fellows E-Library yang memiliki jutaan artikel berbagai bidang dari seluruh mentor dalam program ini. Jadi selama 6 pekan mengikuti program di Amerika, saya mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dari YSEALI Professional Fellowship Program. Baca 5 Hal tentang apa dan siapa dibalik Professional Fellowship Program.

 

workshop bagian dari Program di Amerika

salah satu workshop dalam Professional Program Congress

Diskusi Program di Amerika

Group discussion tentang pitch presentation

  1. Internship

Dari 6 pekan selama di Washington DC, 4 pekan digunakan untuk Intership di kantor pilihan American Councils. Salah satu perbedaan program ini dengan program di Amerika lainnya adalah Internship. Penempatan lokasi internship bergantung dengan pengalaman dan apa yang ingin peserta pelajari. Waktu mendaftar kemarin melalui dalam berkas online, saya memasukkan beragam pengalaman komunitas dan berorganisasi. Saya ingin mempelajari segala hal tentang inovasi, kreativitas, management community baik dari bidang ekonomi maupun edukasi. Dan saya merasa beruntung diberi kesempatan intership di Impact Hub DC dan #LiveDope Movement. Impact Hub DC merupakan co-working dan community space sekaligus tempat belajar untuk komunitas yang ada di Washington DC. Mereka menyebutnya bukan sekedar co-working space, mereka adalah Change maker! Di sana saya menemukan puluhan organisasi dengan beragam inovasi yang terdapat di America. Program-program mereka pun bukan program biasa. Sebagian besar malah target programnya justru di luar Washington DC, jadi program mereka rata-rata mendunia. Misalnya 4Foods yang bergerak di bidang pertanian, melihat ini saya teringat dengan Makassar Berkebun, salah satu komunitas di Makassar. Ada juga Agora Partnership yang bekerja sebagai konsultan organisasi atau Heartbeat yang fokus kepada pelatihan musik untuk remaja di negara-negara konflik.
Impact Hub  ini sudah lebih dari 80 cabang di dunia. Di sana mereka berkumpul, berkolaborasi, dan bergerak untuk memberikan impact kepada dunia.

kantor Impact hub DC - Yseali - Indonesia -America -Washington DC

Suasana community space dari kantor Impact Hub Dc.

Dalam Impact Hub juga selalu ada event. Area di Impact Hub DC setelah jam 06.00 PM langsung mendadak berubah menjadi area event dengan kapasitas hingga 300 peserta. Sebagai anak magang, saya berkesempatan mengikuti segala event yang diadakan oleh Impact Hub DC.

Event Yseali Indonesia Amerika

Setiap pekan akan ada beragam event yang dilaksanakan di Impact Hub DC

#LiveDopeMovement merupakan salah satu komunitas yang juga member dari Impact Hub DC, #LiveDopeMovement merupakan program yang bergerak dibidang edukasi. Dope adalah akronim dari Defining, discovery, developing One Passion Effectively.  Jadi gerakan ini fokus membantu remaja dalam menemukan passion , bakat, dan jati dirinya.

Supervisor YSEALI Impact Hub Washington DC Live Dope Movement Amerika

Supervisor Impact hub dan #LiveDopeMovement

  1. Tinggal dengan host family

Selama 4 pekan internship, saya tinggal di rumah salah satu warga Amerika. Saya tinggal di Kensington Street, Arlington, Virginia, rumah milik Antoinette Condo yang berumur sekira 75 tahun.  Saya tinggal bersama dua peserta professional program lainnya, Narine dari Armenia, dan Lidia dari Moldova. Antoinette juga senang jalan-jalan. Sebelum dia ngehost kami, dia sedang berada di Georgia. Dia juga bekerja sebagai volunteerwriter di Washington DC. Tiap malam, ketika tiba di rumah, Antoinette selalu menanyakan “ apa yang kamu lakukan hari ini?” dia sangat senang mendengar seluruh cerita kami. Pertanyaan lainnya ketika kami tiba dirumah adalah “sudah makan atau belum?” untuk memastikan kami kenyang sebelum tidur. Antoinette sosok yang sangat keibuan. Jika jam 9 malam kami belum pulang, dia pasti akan menyuruh salah-satu dari kami menghubungi dan mengecek jam berapa kami pulang. Setiap pagi pun Antoinette akan mengantar kami ke stasiun. Rasa-rasa seperti seorang ibu yang mengantar anaknnya sekolah.

Rumah Antoinette dapat disebut rumah vintage karena  penuh dengan perabot rumah yang masih layak sejak tahun 80-an. Dalam rak bukunya masih rapi majalah National Geographic tahun 1980-an. Belum lagi koleksi kaset VHS film-film romantis lawas yang masih dalam kondisi baik.

host-family-arlington-yseali-indonesia-amerika

Host Family and Fellows

 

  1. Volunteering

Dari YSEALI, kami berkewajiban untuk menjadi volunteer di beragam kegiatan yang ada di DC. Saya mencari kegiatan volunteering melalui situs Onebrick.org, Volunteering made easy.  Dari situs itu seperti calendar event. Kita tinggal pilih, mau kegiatan apa. Lalu daftar. Sesimpel itu untuk menjadi volunteer. Mata saya tertuju kepada kegiatan AHA’s (American Heart Association) Heart Walk, segera saja saya mendaftar untuk menjadi volunteer.

Bersama perserta YSEALI lainnya, Muti dari Indonesia dan Hai dari Cambodia, kami menjadi volunteer di AHA’s Heart Walk. AHA’s Heart Walk semacam jalan santai keliling di National Mall, Sabtu pagi pukul 08.00 AM kami sudah berkumpul di tengah National Mall. Lapangan tengah dikelilingi  puluhan tenda putih. Panggung besar berada di depan US Capitol Building. Acara AHA’s Heart Walk Ini ditujukan untuk komunitas yang peduli kesehatan atau kelompok dari perusahaan besar yang berada di Washington DC dan sekitarnya. Sekira ada 20 kelompok tergabung menajdi peserta jalan santai ini. Dan tiap kelompok bisa sampai puluhan orang. Kelompok yang terdaftar seperti Virginia Heart, Siemens, Vencore, Lockheed Martin dan lain-lain, Sebelum acara dimulai, Seluruh kelompok berkumpul dan mengantri untuk foto grup.

Selain jalan santai. Dalam acara ini ada edukasi tentang  kesehatan, tentang stroke, tentang penyakit jantung, tentang tekanan darah tinggi dan lainnya. Edukasi yang dikemas menarik sehingga pesannya sampai keseluruh masyarakat.

volunteering-yseali-indonesia-amerika

Volunteer dalam AHA’s Heart Walk

 

  1. Hore-hore !

Hal terakhir yang saya lakukan selama di  Washington DC, Amerika adalah bersenang-senang. Saya jalan-jalan, makan-makan, dan foto-foto. Mumpung di Amerika! Haha!

Di Washington DC, terdapat puluhan museum yang free ! dengan waktu jalan-jalan yang sangat singkat, saya tidak dapat mendatangi museum-museum itu. Spot jalan-jalan utama adalah The National Mall. National Mall yang dimaksud ini bukan Mall sesungguhnya. Bukan Mall buat belanja-belanja. The National Mall itu semacam National Park yang dikelilingi banyak museum. Washington Monument sebagai titik tengah antara Lincoln Memorial dan Us. Capitol Building. Juga tengah dari White House dan Thomas Jefferson Memorial.

Ada sekira 14 Museum dan 11 memorial di area The National Mall ini. Tapi karena waktu yang sangat singkat, saya tidak sempat memasuki seluruh museum ini. Ah yah, transportasi umum di Washington DC sangat nyaman. Stasiun kereta dan bus dimana-mana, area pejalan kaki juga nyaman. Bahkan di Washington DC ada banyak Capital Bikeshare, semacam sewa sepeda yang bisa digunakan dalam satu hari keliling Washington DC. Petunjuk arah dan map juga terdapat di mana-mana, jadi amanlah jika kita tersesat. haha!

Picture Washington Monument YSEALI Indonesia Amerika

Foto ala-ala pas sunset di Washington Monument

Untuk makan-makan saya malah menemukan makanan arab disini. Shawarma! Sejak tahun 2005 saya ingin makan shawarma. Makanan favorite masa kecil waktu di Riyadh, Saudi Arabia. Dulu, saya harus menghabiskan dua shawarma baru saya merasa puas. Shawarma semacam roti bundar, kalau di Riyadh mengunakan ghubus, roti ini digulung dan diisi dengan ayam dan kentang dan sayuran. Tidak lupa saus dan mayonnaise. Justru di Washington DC, saya banyak menemukan banyak makanan khas negara timur. Disini harga makanan beragam, kisaran $ 10 -$ 20 –an. Jadi sekali makan, yah bisa sampai $15. Rasa-rasa sedikit shock nasi ayam bisa sampe Rp. 150.000 lebih. Haha. Karena harga makanan yang mahal, saya menikmati setiap nasi. Dan memastikan tidak ada satu nasi pun yang terlempar dari piring. Seratuslimapuluh ribuu cin Haha!

Tapi, jangan cari nasi untuk sarapan pagi. Setiap pagi saya sarapan dengan roti tawar dengan keju. Kalau lunch tiba, akan banyak food truck terparkir di sekitar kantor saya. Food truck berjejer jualan makanan. Cukup mudah kok mencari makanan halal. Logo halal jelas terpajang dalam food truck yang berjualan makanan halal.

Food Truck YSEALI Halal Food Indonesia America

Pilih-pilih menu

Foto-foto, ah setiap sudut nampak instagramable disini. Sepulang dari program di Amerika ini, seluruh data fotodan video saya ada 102,1 GB dan 10.033 data. Yaampun! haha!

Yah kurang lebih itulah 5 hal yang saya lakukan selama 6 pekan ikut program di Amerika.Teruntuk semua teman-teman, banyak program di Amerika. Program YSESini diadakan dua kali dalam satu tahun. Dan semua berkesempatan untuk ikut YSEALI PFP. Pantau terus web dari YSEALI. Mereka akan selalu mencari pemuda-pemudi yang dapat mengikuti beragam dari YSEALI. Beruntunglah Indonesia, karena kuotanya paling banyak daripada 10 negara asia tenggara lainnya. Yuk !

 

“Tulisan diikutkan dalam #Tantangan5 #KMKepo kelaskepo.org


About Nunu Asrul

Dream Catcher | Pengamat Purnama & Bintang | Pengumpul Buku & Mainan | Penikmat Ice cream | Pengisi Blog | Penjelajah Alam | Biomedic-Physiologist |Mastoideus | @SigiMks | Soulmaks Creative | 1000Guru Makassar

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

17 thoughts on “5 Hal yang Saya Lakukan dalam Program YSEALI di Amerika