Karena makan untuk hidup atau hidup untuk makan
“Saya cuman punya waktu satu hari di Makassar, bagusnya ke mana ya? ada usul?” salah seorang kawan yang baru saja saya jemput di bandara Sultan Hasanuddin bertanya, ia berasal dari pulau Jawa.
“Satu hari?” saya memastikan sambil memegang dagu dengan tangan kanan membentuk logo sepatu Nike dan mata melirik ke arah kiri. Bahasa tubuh saya saat sedang berpikir.
“Iya, satu hari”
“Wisata kuliner aja kak!” sahut saya dengan riang.
Entah kenapa dalam kepala saya mendadak muncul beragam makanan khas Makassar. Mungkin karena saat dia bertanya saya sedang lapar atau memang dalam ingatan saya lebih banyak tersimpan tentang makanan daripada kenangan ? Mendadak terbayang diri saya sedang menambahkan jeruk nipis pada coto makassar yang isinya paru to’ . Atau menghisap-hisap daging dalam tulang yang bunyinya terdengar satu ruangan, salah satu cara dalam menikmati kikil, atau duduk santai tanpa gawai sambil menyantap pisang epe’ di depan anjungan Pantai Losari. Nyamnyam…
Saya senang menjamu tamu dari luar Makassar, mengajak keliling dan memperlihatkan kota Makassar. Ketika teman saya dari luar Makassar datang dalam waktu yang sangat singkat. Saya ajaklah wisata kuliner padahal modus biar makan.
Saya teringat acara Sosialisasi Penetapan 10 Ikon Kuliner Kota Makassar yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Makassar pada akhir November lalu. Sebagai orang yang senang mengajak dan diajak makan, saya pun turut hadir mendengarkan segala tentang ikon kuliner kota Makassar. Pemateri acara sosialisasi ini adalah Bapak DR.H.Syamsul Rizal, S.Sos., M.Pd. Pengalamannya sangat banyak dibidang pariwisata sekaligus salah sorang pakar kuliner di Makassar. Dalam hal ini, beliau adalah Ketua Tim Penyusun Ikon Kuliner Kota Makassar.
Nah, dari acara Sosialisasi Penetapan Ikon Kuliner Kota Makassar ini, berikut ada 5 hal yang disampaikan tentang Kuliner Makassar.
- Kuliner Makassar dipengaruhi beragam etnik
Makanan merupakan ekspresi identitas dan budaya masyarakat setempat karena subuah peradaban dan perkembangan generasi tidak terlepas dari jenis dan tata cara makan sebuah masyarakat. Untuk melihat asal kuliner Makassar, dapat dilihat melalui dua hal, yaitu entitas etnik dan wiliayah administrative. Berdasarkan etnik, kuliner Makassar berasaldari etnik Mangkasara’. Sedangkan berdasarkan wilayah administatif, Makassar dihuni oleh empat etnik utama, yaitu Bugis, Makassar, Tana Toraja, dan Mandar. Selain itu ada 3 etnik besar yang berasal dari luar negeri, yaitu Chinese, Arab dan India. Dari Nusantara pun terdapat beberapa suku, antara lain Jawa, Kalimantan, dan pulau lain sekitar Pulau Sulawesi.Karena dalam konteks budaya, terjadi asosiasi dan asimilasi diantara etnik yang akan mempengaruhi kuliner Makassar. Uniknya, dalam Bahasa Makasar, kata kue disebut dengan “kanre jawa” yang berarti makanannya orang Jawa. Dan kemudian saya bingung.
- Paradigma tentang Kuliner Makassar
Makan-makan merupakan budaya dari sebuah peradaban. Dalam acara sosialisasi Ikon Kuliner, pemateri menyampaikan beberapa paradigma tentang makan dan kehidupan. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan. Karena hidup untuk makan dan makan untuk hidup. Agree haha! Paradigma lain adalah tentang makanan sebagai ritual dalam budaya atau kepercayaan. Dari zaman dahulu kala, kepercayaan masyarakat Makassar diawali dengan animisme dan dinamisme. Hingga saat ini masih dapat ditemukan makanan yang khas dalam setiap acara tradisional atau upacara keagamaan. Dalam acara adat, biasa ditemukan umba-umba atau onde-onde, ada juga nagasari atau roko-roko unti atau doko-doko.Paradigma lain lagi tentang makanan adalah kuliner sebagai lifestyle. Di Makassar mulai ramai dengan menu-menu barat maupun asia lainnya. Seperti munculnya beragam sushi rasa Indonesia. Atau yang menjadi vegetarian. Dulu, vegetarian merupakan orang-orang yang tidak memakan daging dikarenakan kepercayaannya. Tapi saat ini paradigm masyarakat adalah menjadi vegetarian adalah salah satu cara agar badan tidak melebihi ukuran seharusnya. Muncul menu-menu makanan kekinian dan gaya makan yang beragam menjadikan makanan sebagai salah satu lifestyle.
- Kuliner makassar sebagai objek wisata.
Sebelum ditetapkan 10 ikon kuliner Makassar, ada terdapat lebih 100 jenis sajian kuliner yang masuk dalam survei ikon kuliner Makassar. Makassar memang memiliki banyak makanan. Dari satu jenis bahan baku saja bisa menjadi baragam jenis sajian makanan. Dari Pisang misalnya, bisa menjadi banyak jenis sajian makanan. Baca : 5 Makanan Olahan Pisang Bugis-Makassar dari lelakibugis.netPaling asik memang mengajak atau diajak untuk mencoba memanjakan lidah merasakan makanan Makassar yang penuh rempah atau kue ringan yang sangat manis. Kuliner makasar merupakan salah satu wisata yang menarik. Menurut data, kuliner makassar berkontribusi 19.33% dari sector penerimaan pariwisata. Pengeluaran makanan dan minuman merupakan pengeluaran kedua terbesar setelah akomodasi yang kontribusinya 38.48 % dari total pengeluaran wisatawan mancanegara. Makanan elemen penting dalam pengalaman wisata.
- Kuliner Makassar bukan sekedar makanan.
Banyak hal yang menarik dibalik sekedar makanan dan rasa. Selain tentang makan-memakan, masak-memasak makanan Makassar adalah hal yang menarik. Melihat sebuah proses dapat menjadi daya Tarik. Tidak semua orang tahu cara membuat gogos atau membuat buras, atau cara memasak lainnya. Bahkan dalam membuat suatu sajian tertentu itu ada faktor X nya. Proses cara memasak ini sebenarnya dapat menajdi salah satu daya tarik bagi wisata asing. Seperti di Jepang, banyak orang yang ke Jepang untuk melihat cara membuat sushi dari masyarakat local. Makassar pun demikian, proses pembuatan sajian makanan pun sebenarnya sangat menarik. - Sepuluh Ikon Kuliner Makassar
Nah berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh tim penyusun ikon kuliner makassar, terdapat 10 kuliner khas Makassar, yaitu : Coto Makassar, Pisang Ijo, Pallubasa, Sop Saudara, Konro Bakar, Pallumara, Pisang Epe’, Mie Kering, Jalangkote, dan Sop Konro. Tentang 10 makanan ini cobalah baca di Hello Makassar atau Emaronie.com . 10 kuliner khas Makassar ini dipilih dari lebih 100 sajian makanan khas Makassar, dan 10 ini merupakan 10 sajian yang terbanyak pilihannya. Memang 10 makanan ini layak dan enak untuk dimakan. Ya iyalah! Haha
Jadi? Hari ini bagusnya kita makan apa ya?
“Tulisan diikutkan dalam #Tantangan5 #KMKepo kelaskepo.org”
Keren ulasannya Nunu 😉
makasih kaak :*
ayoooooooooo kapan kita seharian kulinerrrrr
mauuuuuuuuuu kaaaakkk serunya mi itu kalau bias kulinerrr seharian, eh masak-masak juga seru kali yaa? hihihi
Baca Baca baca, Setelah baca kata coto kak! Saya seperti lapar dan mau makan coto lagi 😀
Baca Baca baca, Saya tegang dan langsung lapar kak! Karena nama jenis jenis makanan itu seram sekali kak apalagi baca kata Coto Makassar, seramnya sampai saya mau pergi makan cotonya langsung kak 😀
hahhah jadi seram yaaa, saya juga mendadak lapar ini, kapan-kapan makan coto yuk hahaha
Bisakak bisa hahaha
sudah gabung grup FB Anging Mammiri Makassar? biar dapet info dan bisa ikutan komunitas 🙂
Sudah bergabung dari bulan Februari kak! Saya maukak ikutan komunitas komunitas begitu, tapi kan wajar kak saya anak sekolah yang masih banyak batasannya, jadi bisa sabar saja 😀
Ahaha kalau aku ke Makassar berarti kita perlu bikin agenda satu hari wisata kuliner ya! 😉
*senyum bahagia*
Sini kak sini ke Makassar makan makan kakk hihi
kalo ngomongin tentang makanan memang tak ada habisnya, apalagi makanan nusantara yang khas dengan bumbu rempah-rempah..hmmm enak banget deh,,