Minum teh setelah makan itu … 8


Apa yang paling kau rindukan dengan rumah di kampung halaman? Teh buatan Puang ibu.

Sudah jadi kebiasaan dirumah Puang ibu, minum teh setiap waktu. Pagi hari sarapan disertai minum teh, sore hari cemilan pisang goreng diikuti dengan teh, malam hari pun demikian. Tehnya manis dan khas. Seruput dengan asap yang membuat kaca mata berembun seketika.

Hari ke-6 puasa saya menuju desa Palanro, salah satu desa dari Kabupaten Barru, berita duka yang diperoleh lepas sahur membuat saya langsung berangkat dari kota Makassar.  Setelah prosesi pemakaman dan buka puasa bersama, niat kembali ke Makassar ditahan oleh tante saya –kakak dari Ummiku-  yang akrab dengan panggilan Puang Ibu.
“Perempuan ki nak, jauh baru malam mi nak, banyak mobil besar. Menginap mi dulu di Parepare, besok pi setelah sahur berangkat ke Makassar.”

Tubuh saya memang sedang kurang fit hari itu, lelah sudah terasa ketika baru membayangkan menyetir mobil pulang ke Makassar. Saran tante saya iyakan, sepertinya memang itu saran yang baik. Selepas bersalam-salaman, saya pun ke Parepare.

Tidak cukup satu jam, kami sudah tiba di rumah. Lepas penat dan segera tiduran di kursi ruang tamu, tempat favoritku. Tanteku beranjak ke dapur, 10 menit kemudian datang dengan nampan penuh cangkir dan teh diatasnya. Andalan!

“Untung saja kita sudah makan sejak sejam-dua jam yang lalu Bun, jadi tehnya bisa diembat” memecahkan keheningan, saya berbicara dengan kakak sepupuku yang sedang hamil 6 bulan. Seperti para ponakan, saya memanggil dia Bunda.

**

Tentang seputar teh, saya jadi teringat pernah membaca dalam sebuah jurnal. Minum teh setelah makan tidak baik untuk kesehatan. Hal ini bukan sekadar mitos belaka. Sebuah penelitian memaparkan bahwa kebiasaan meminum teh setelah makan dapat menghilangkan zat besi sampai 80%.  Minumlah 2 atau 3 jam sebelum atau sesudah makan.

Zat besi -salah satu mineral dalam tubuh yang erat kaitannya dengan darah- sangat penting bagi tubuh. Sesudah lahir, bayi diwajibkan minum air susu ibu. Dalam ASI terkandung zat besi yang cukup baik. Untuk kebutuhan tubuh. Zat besi diperoleh dari makanan sehari-hari. Besi dalam makanan terbagi atas besi heme (yang bersumber dari hati dan daging)  dan non heme (terdapat pada sayuran). Di dalam usus dua belas jari -tempat besi diserap- besi heme sangat mudah diserap, sebaliknya besi non heme sukar diserap. Oleh karena itu, konsumsi sayuran setiap hari itu penting untuk tubuh.

Teh mengandung zat tannin (senyawa polifenol dari tumbuhan) yang dapat mengikat mineral zat besi, sehingga daya serap sel darah merah terhadap zat besi akan menurun. Setelah makan, sel darah merah akan diabaikan oleh zat besi. Hal tersebut dikarenakan keberadaan Zat tannin yang masuk ke dalam tubuh akan mengikat mineral zat besi. Jika dianalogikan dengan sepasang kekasih, zat besi yang terpukau oleh zat tannin, akan meninggalkan pasangan sebelumnya, sel darah merah.  Jika kebiasaan minum teh tidak dikurangi, terbayangkan berapa persen zat tannin akan mengikat zat besi, sehingga sel darah merah akan kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia defisensi besi – kekurangan zat besi-.

Anemia defisiensi besi merupakan salah satu penyakit yang dapat mengurangi kemampuan kognitif. Mengapa demikian? Zat besi sangat penting dalam kualitas hidup  sejak sel sperma bersatu dengan sel telur, jadi satu sel asal mula manusia. Dari satu sel berkembang menjadi bayi, anak, remaja, dan dewasa.  Zat besi berperan dalam pembentukan hemoglobin. Zat besi juga seperti kendaraan yang diikat sel darah merah, yang kemudian akan membawa oksigen-oksigen ke jaringan di seluruh tubuh

Tubuh dewasa berjumlah 75 hingga 100 triliun sel, dan tiap hari sel tubuh akan menghilang sekitar 10-50 triliun sel. Setiap pertumbuhan sel memerlukan zat besi. Zat besi akan mengangkut electron di dalam pembentukan energi yang terjadi di dalam sel, termasuk pembentukan sel syaraf, otot, tulang dan organ lain. Zat besi juga digunakan untuk pembentukan neurotransmitter – si pembawa sinyal antar neuron-.

Nah, ketika cadangan zat besi tersebut berkurang,pembentukan neurotransmitter akan kurang dan terjadi hambatan pada pembentukan sel. Otot cepat lelah, sehingga kemampuan bekerja akan menurun.  Jantungpun akan mengalamani kelemahan umum. Pada gastrointestinal  –yang berhubungan dengan sistem pencernaan terutama lambung dan usus- akan terjadi diferensiasi  (perubahan) sel epitel yang menyebabkan mual, kembung, muntah. Bukan hanya itu, kekurangan zat besi juga akan berefek pada syaraf, metabolisme neurotransmitter, dan gangguan metabolisme sel otak sehingga akan menimbulkan sikap sering cemas, depresi, dan gangguan perkembangan kognitif lainnya.

Minum teh baik untuk kesehatan, tapi ketika meminumnya setelah makan, hal ini justru akan membahayakan. Jangan sampai zat besi yang memasuki tubuh direbut oleh zat tannin dari teh.

**

“Nu? Jadi kenapa teh tidak baik diminum setelah makan?” kakak sepupuku membuyarkan lamunanku.

Ah Iya bun, bagusji minum teh, tapi jangan keseringan dan jangan setelah makan. Segala hal yang berlebihan tidakbaik kan, Bun? Jadi ada kandungan di dalam teh yang nantinya akan menyerap zat yang dibutuhkan tubuh. Bisa-bisa Anemia defisiensi besi  Bun,

Cangkirku sudah bersih, teh sudah habis, saya segera beranjak untuk tidur nyenyak. Mempersiapkan tenaga, supaya setelah sahur tubuh fit untuk kembali ke Makassar.

Sayangilah tubuhmu, minumlah air setelah makan.


About Nunu Asrul

Dream Catcher | Pengamat Purnama & Bintang | Pengumpul Buku & Mainan | Penikmat Ice cream | Pengisi Blog | Penjelajah Alam | Biomedic-Physiologist |Mastoideus | @SigiMks | Soulmaks Creative | 1000Guru Makassar

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

8 thoughts on “Minum teh setelah makan itu …