“Kak ! hari ini tanggal 9! Hari lahirnya Ummi kak !” Huda seperti alarm hp, dia juga mengingatkanku perihal hari kelahiran ibu kesayangan.  Pukul 03.00 dini hari, saya masih  berkutat dengan sayur menu sahur nanti. Sambil mengiris-iris bawang saya tertunduk, rasa bahagia, sedih, khawatir, takut bercampur jadi satu.  Umur Ummiku sudah lebih dari setengah abad, Ya Rabb ! berikanlah beliau umur panjang!

Efek reaksi kimia dari bawang merah ditambah rasa rindu yang besar membuat air mataku jatuh. Siapa yang tidak ingin memeluk ibunya di hari yang berbahagia? Tersenyum ceria membawakan kue sebagai surprise kue ulang tahun. Tidak perlu pakai lilin, cukup duduk melingkar dan berdoa bersama sekeluarga. Ummi pasti akan icip sedikit, lalu kuenya kami semua yang habiskan. Ah, sebenarnya kue ini untuk siapa? :”)

Minya goreng meletus-letus, membuyarkan khayalan. Segera saya masukkan bawang merah. Hati masih terus berbicara, Ingin rasanya segera terbang, berharap bisa memberikan surprise atas kedatangan yang tiba-tiba . Tapi bagaimana?

Banyak pulau, lautan, dan negara yang harus dilalui. Ke Jakarta dulu, lalu melewati Sumatera, Lautan Pasifik, Srilanka, India, Laut Arab, dan tibalah di dataran Saudi Arabia. Jaraknya hanya beberapa sentimeter di peta. Entah berapa di dunia nyata, itu juga naik pesawat. Bagaimana jika lewat jalur darat? Pasti lebih banyak lagi jumlah negara yang harus dilewati.  Karena penasaran, saya mencoba cek via google maps. Ah ternyata jauh yah.. 

Segala bumbu yang ditumis sudah harum, saya masukkan sayuran lain. Ini salah satu menu andalan dari ummi, sederhana tapi jika Ummi yang masak, rasanya tidak akan ada duanya, tumis kangkung.  Masakan ibu adalah masakan terenak sepanjang masa seantero jagad raya, bukan?

Soal masak-memasak, Ummi memang jagonya. Ketika kecil dulu, saya tidak perlu ke fast food untuk makan ayam crispy, kentang goreng, atau burger. Ummi selalu menyiapkan sebagai cemilan di sore hari. Tapi kalau bahan lagi ada –bumbu kiriman dari Indonesia-, rumah bernuansa Makassar.  Coto Makassar, ayam lengkuas (nasu ‘ Likku’),  atau burasa dengan pembukus aluminum foil.  Daun pisang sulit didapat, aluminium foil yang digunakan. Hidup mesti kreatif kan ?

Sarapan jarang makan nasi, ummi selalu membuatkan shakshouka, masakan arab olahan telur dan tomat. Dipadukan dengan roti ghubus yang selalu Abi bawa sepulang sholat subuh. 2 kali nambah lalu saya berangkat ke sekolah. “Kalian mau makan apa nak?” pertanyaan yang sudah tidak pernah saya dengar lagi. Kalau ummi bertanya seperti ini, saya bersaudara akan berebutan mengucapkan menu.

Bukan cuman memasak. Urusan menjahit Ummi juga nomer satu. Lemariku sudah tidak cukup untuk menggantung pakaian, sudah lebih 20 baju. Jahitan Ummi mengalahkan fashion designer ternama. Pernah suatu ketika ada acara kondangan kakak sepupu, kami dapat kain seragam. Dalam waktu kurang dari 5 hari  Ummi menjahit  4 desain baju yang berbeda-beda. Huda mendesain, Ummi menjahit, dan saya mengurusi Uud. Kerja sama yang sempurna kan?

Tumis kangkungku sudah selesai. Saya pindahkan ke piring, lalu gabungkan dengan menu yang lain. Waktunya sahur, adzan subuh beberapa saat lagi. Sambil makan tiba-tiba telepon genggam berdering, video call dengan Ummi.

“ Ummi selamat ulang tahun ! “ Saya bersaudara memberikan ucapan pada Ummi.

“ Eh? Ummi ulang tahun ya hari ini?” kami tertawa. Alam semesta mendukung untuk memberikan surprise walaupun hanya melalui layar. Sepertinya Ummi lupa hari ini tanggal 9 Juli. Rasanya bahagia mendengar suara tawa dari sana.

“ Makan apa nak? Ummi tadi buka puasanya bikin sate, Uud dan Abi mu berlomba-lomba makan sate terbanyak. Uud 8 tusuk, Abi sampai 10 tusuk. Katanya perut Uud kecil, tidak bisa nampung sate banyak banyak seperti Abi. “

 Ah, saya jadi merindukan rumah.
Ingin rasanya menggenggam dan mencium tanganmu, Ummi…
Terima kasih teknologi!  Selamat tanggal 9 Juli ! Selamat bertambah usia Ummi !